Radar Bharindo-
Pemerintah Cina menutup 50 pabrik di Kota Tianjin setelah terbukti memproduksi
makanan bermerek palsu dengan bahan baku membahayakan.
Menurut laporan media setempat, Senin, 16 Januari
2017, produk makanan tersebut diberi merek lokal dan internasional, seperti Lee
Kum Kee, Haday, Nestle, dan Korr.
"Termasuk bumbu buatan dan saus,"
seperti dilansir dalam hasil investigasi Beijing News.
Koran Beijing ini melaporkan seluruh produk
pabrikan tersebut dijual ke luar negeri.
"Perusahaan di kota kecil Duliu, Tianjin, itu
mendapatkan penghasilan sekitar 100 juta yuan atau sekitar Rp 194 miliar setiap
tahun dari hasil produksi aspal (asli tapi palsu) tersebut," kata South China
Morning Post (SCMP) mengutip laporan media setempat.
Koran ini menambahkan, banyak produsen makanan
palsu di Cina mendapatkan kekayaan dari hasil ulah busuknya sehingga mereka
mudah membeli mobil mewah.
Selain memalsukan merek, hasil investigasi koran
ini menyatakan pabrik di kota tersebut juga menggunakan zat pewarna berbahaya.
SCMP melanjutkan, sejumlah wartawan dari Beijing News mendatangi kota industri tersebut
bersama polisi pekan lalu.
Di sana, mereka menangkap orang-orang yang
terlibat dalam pembuatan produk palsu yang sudah dilabel dengan merek Wang
Shouyi.
Prestasi Cina meroket dalam beberapa tahun ini di
bidang skandal keamanan makanan. Dalam tiga kuartal, telah ditemukan 500 ribu
pelanggaran makanan yang membahayakan konsumen. (Tempo,Red)
0 Komentar