![]() |
Presiden Donald Trump |
Radar Bharindo - Polling terbaru
menyebut mayoritas warga Amerika Serikat (AS) menentang kebijakan imigrasi
Presiden Donald Trump. Merasa tidak terima, Trump menggerutu via Twitter dengan
menyebut setiap polling negatif adalah berita palsu.
"Setiap
polling negatif adalah berita palsu, sama seperti polling CNN, ABC, NBC semasa
pilpres," kicau Trump via akun Twitter pribadinya@realDonaldTrump pada
Senin (6/2) dan dilansir CNN,
Selasa (7/2/2017).
"Maaf,
orang-orang menginginkan keamanan perbatasan dan pemeriksaan ekstrem,"
klaim Trump.
"Saya
menyebut penghitungan saya sendiri, yang sebagian besar didasarkan pada
akumulasi data dan semua orang mengetahui itu. Beberapa media BERITA PALSU,
demi memarginalkan, berbohong," tuding Trump masih via Twitter.
Polling
terbaru CNN/ORC yang dirilis Jumat (3/2) waktu setempat menunjukkan
hanya 47 persen warga AS yang mendukung kebijakan imigrasi Trump. Sedangkan
sebanyak 53 persen warga AS lainnya menentangnya.
Kebijakan
itu menangguhkan penerimaan pengungsi untuk 120 hari dan melarang warga dari
tujuh negara mayoritas muslim masuk ke AS selama 90 hari. Tujuh negara yang
dilarang masuk AS antara lain Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan
Yaman.
Polling CNN/ORC itu juga menyebut hanya 44 persen warga AS yang
mengaku puas dengan kinerja Trump selama dua pekan ini. Mayoritas 53 persen
warga AS mengaku tak puas dengan kinerja Trump.
Sedangkan
polling CBS
News yang juga dirilis pada Jumat (3/2)
waktu setempat, menunjukkan 51 persen warga AS menolak kebijakan imigrasi Trump
yang melarang warga dari 7 negara mayoritas muslim masuk ke AS. Sebanyak 45
persen warga AS lainnya mendukung kebijakan itu. Untuk kebijakan Trump yang
menangguhkan penerimaan pengungsi, CBS Newsmenyebut, opini warga AS tidak jauh berbeda.
Kicauan
Trump itu memicu kritikan dari sejumlah pihak, termasuk anggota parlemen AS.
"Ini perilaku yang aneh. Ada yang tidak beres," sebut anggota
parlemen Partai Demokrat untuk wilayah Texas, Joaquin Castro.
Kritikan
lain datang dari aktivitas setempat Deray McKesson yang dikenal sebagai
pengkritik keras Trump. "'Berita negatif = berita palsu' menjadi awal
dimulainya tirani," sindirnya. (nvc/nwk/Red)
0 Komentar