![]() |
Radar Bharindo, Karawang - Akhirnya KH. Uyan
Ruhiyat menjadi pemenang dalam
pemilihan Ketua Tanfidz PCNU
Karawang,yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Fatimiah, Desa Pinayungan,
Kecamatan Telukjambe Timur (18/19/3/2017).Dirinya mengalahkan rival beratnya
dengan telak yakni Acep Jamhuri yang meriah 5 suara dan ketua baru meriah 26
suara dari 31 suara yang diperebutkan.(20/3/2017).
Sebelumnya kandidat Ketua PCNU Karawang, KH. Uyan Ruhiyat
menepis isu jika dirinya merupakan kandidat “jagoan” dari Wakil Bupati Karawang.
Kiyai yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Attarbiyah ini menganggap jika
isu tersebut hanya meruapakan “tawahum” yang artinya sesuatu yang belum tentu
benarnya dan hanya merupakan prasangka-prasangka dari pihak luar.
“Walaupun secara nasab (turunan) saya merupakan kakak kandung
dari wakil bupati, tapi saya tidak mau dimanfaatkan wakil bupati kalau nanti
jadi ketua NU. Justru sebaliknya saya harus bisa memanfaatkan wakil bupati
untuk kemaslahatan NU, itu yang perlu dicatat,” terangnya.
Dan Wakil Bupati H. Ahmad Zamakhsyari yang berkesempatan
membuka acara Konferensi NU ke-XX ini mengaku berharap, agar ke depan setiap
anggota dewan dari semua partai politik bisa masuk ke dalam kepengurusan NU.
Karena sebagai masyarakat yang sejak kecil dibesarkan oleh NU, Kang Jimmy
mengaku berharap agar NU Karawang bisa menjadi percontohan bagi setiap NU di
sebua wilayah kabupaten/kota dalam hal keberagaman ataupun perbedaan partai
politik.
“Beberapa anggota
dewan dari partai politik sudah saya telpon satu persatu. Dan mereka semua
Alhamdulillah bersedia masuk ke dalam kepengurusan NU ke depan. Ayo ke depan
kita harus buktikan bahwa perbedaan partai politik tidak akan menjadi
penghalang bagi setiap orang yang memiliki keinginan kuat untuk bergabung
dengan NU,” katanya.
Sebelumnya dalam sambutan di pembukaan Konfercab NU ke-XX
ini, Ketua PCNU Karawang lama, H. Ahmad Marjuki berharap, agar pasca
kepengurusannya habis, NU ke depan harus tetap menjadi “rumah besar” umat muslim
khususnya di Karawang. Karena menurutnya, tradisi keberagamaan masyarakat
seperti inilah yang harus selalu dirawaT dalam tubuh NU.
“Saya sangat berharap betul jika rumah besar NU bukan hanya
menjadi slogan semata. Melainkan benar-benar menjadi organisasi yang mampu
mempersatukan masyarakat dari berbagai golongan,” tutur H. Ahmad Marjuki dalam
sambutannya, Minggu (19/3). (Red)
Sumber: PEKA
0 Komentar