![]() |
Ilustrasi Penambangan Kawasan Karst |
Radar Bharindo, Jakarta - Kawasan karst menyimpan air
tanah dengan sangat baik, selain menjadi habitat fauna penjaga keseimbangan
ekologi. Oleh karena itu, kawasan karst, terutama yang di dekat area pertanian
dan permukiman penduduk mutlak perlu dilindungi.
Gambar struktur Karst |
”Kawasan karst yang di sekitarnya ada pertanian atau
permukiman warga seharusnya dikonservasi. Tidak BOLEH ditambang,” kata Ketua
Program Studi Teknik Geologi ITB Budi Bramantyo, yang dihubungi dari Jakarta,
Senin (12/5). ”Walaupun dari permukaan tampak kering, jauh di bawah permukaan
karst pasti kaya air. Bahkan, beberapa karst memiliki sungai bawah tanah yang
bisa mengalir jauh.”
![]() |
Tampungan air didalam Karst |
Budi, yang juga ahli karst, mengatakan, penambangan karst
bisa berdampak langsung mengeringnya mata air. ”Faktor ini sebaiknya dihitung
dalam rencana penambangan kawasan karst,” ujarnya.
![]() |
Air terjun didalam Karst |
Selain berfungsi menyimpan air, ekosistem karst juga biasanya
punya banyak goa sebagai habitat burung walet dan kelelawar. ”Walet fungsi
ekonominya jelas. Sarangnya bernilai tinggi. Kelelawar juga sangat berguna,”
kata dia.
![]() |
Goa Karst jadi habitat kelelawar |
Dalam semalam, seekor kelelawar bisa memakan serangga,
khususnya nyamuk seberat tubuhnya, sekitar 17 gram. ”Hilangnya ribuan kelelawar
pasti berdampak ekologis,” kata dia.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Nasional menyebutkan, kawasan karst merupakan salah satu Kawasan Lindung
Geologi, yaitu kawasan cagar alam geologi (Pasal 52 (5), huruf a). Oleh karena
itu, kawasan karst harus dilindungi (Pasal 53 (1), huruf b dan c).
Namun, menurut Budi, karst memiliki fungsi ekonomi tinggi,
terutama untuk bahan baku semen. ”Batu gamping penyusun bentang alam karst
merupakan penghasil kalsium karbonat. Hampir 70-80 persen bahan baku semen
adalah batu gamping. Selain itu, batu gamping juga untuk bahan cat tembok,
pemurnian baja. Pemurnian industri gula pasir juga menggunakan tepung
karbonat,” kata dia.
Selama kebutuhan semen tinggi untuk pembangunan, kata Budi,
desakan menambang kawasan karst pasti kuat. ”Harusnya dibuat zonasi. Artinya,
harus dipilih kawasan karst yang BOLEHditambang yang potensi dampak lingkungan
dan sosialnya kecil. Di Jawa, rasanya tak ada lagi kawasan karst layak tambang.
Di dekatnya pasti ada warga.” (Red)
Berbagai sumber & Tempo
0 Komentar