![]() |
Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Suntana. |
Radar Bharindo, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jakarta
Raya berkoordinasi dengan kepolisian daerah seluruh Indonesia terkait
penggalangan umat muslim untuk mengikuti aksi bertema Tamasya Al Maidah pada
hari H pilkada Jakarta putaran kedua, 19 April 2017.
"(Koordinasi) sudah pasti itu, sudah SOP (standar
opersional prosedur) kami. Itu sudah kegiatan yang memang sistematis kita
lakukan," kata Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Suntana di Polda
Metro Jaya, Selasa (21/3/2017).
Tamasya Al Maidah merupakan nama aksi yang digalang Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa MUI dan Gerakan Kemenangan Jakarta. Mereka memobilisasi
massa dari berbagai daerah untuk datang ke tempat-tempat pemungutan suara untuk
ikut mengawasi proses pilkada Jakarta putaran kedua.
Suntana menambahkan sekarang kepolisian tengah menelusuri
penggagas acara tersebut.
"Itu kan baru imbauan. Akan kami telusuri siapa yang
memberikan imbauan itu dan kami juga imbau kepada masyarakat Jakarta dan
masyarakat di luar Jakarta tidak perlu datang. Pengamanan sudah dijamin oleh
pihak kepolisian sesuai dengan aturan yang ada bekerjasama dengan instansi
terkait," katanya.
Suntana mengimbau masyarakat jangan ikut-ikutan aksi di TPS
karena sudah ada petugas yang mengawasi pemungutan suara.
Polisi khawatir aksi tersebut memunculkan gesekan sesama
anggota masyarakat yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
Pengacara Gerakan Nasional Fatwa MUI yang juga Ketua Gerakan
Kemenangan Jakarta Kapitra Ampera menilai aksi mendapatkan respon positif dari
masyarakat.
Aksi tersebut juga ditujukan untuk mencegah penggunaan
cara-cara tidak terpuji untuk memenangkan pilkada.
"Tidak boleh dengan kekuatan apapun untuk pilih salah
satu pasangan calon, apakah itu intimidasi, apakah itu pakai uang, pengaruh
jabatan, kekuatan fisik. Ini belajar dari pilkada putaran pertama lalu,"
katanya.
Kapitra menegaskan gerakannya bertujuan untuk mendukung
pilkada, bukan sebaliknya. Dia juga menjamin massa yang akan mengawasi TPS
tidak akan melakukan intervensi kepada warga yang menggunakan hak pilih.
"Pilihlah sesuai hati nurani, tidak boleh ada tekanan
apapun. Tujuan kami untuk damai," kata dia.
Kapitra meyakini aksi tersebut tidak akan menimbulkan
gesekan. Belajar dari aksi 2 Desember, yang berlangsung damai.
Kapitra menegaskan aksi ini netral dan tidak ada maksud untuk
mengarahkan dukungan ke salah satu calon.
"Aksi kami untuk membuat kelancaran pilkada. Apalagi
yang akan datang kan dari luar Jakarta (tidak punya hak pilih di pilkada DKI),
kenapa khawatir," kata dia. (Red)
Sumber : Suara.com
0 Komentar