![]() |
Perusahaan melakukan negosiasi dengan
China Development Bank (CDB) agar dana pinjaman untuk proyek kereta api cepat
Jakarta-Bandung dapat segera dicairkan. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
|
Radar Bharindo, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
(WIKA) tengah melakukan negosiasi dengan China Development Bank (CDB) agar dana
pinjaman untuk proyek pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung dapat segera
dicairkan.
Steve Kosasih, Direktur Keuangan Wijaya Karya menuturkan,
pihak CDB bakal mencairkan dana pinjaman tersebut setelah pembebasan lahan
telah rampung 100 persen. Sementara, proses pembebasan lahannya sendiri sudah mencapai 85 persen.
"Sekarang sedang negosiasi agar bisa turun sebelum 100
persen. Proporsional saja dapatnya, sesuai dengan lahan yang sudah
dibebaskan," ungkap Steve, Jumat (17/3).
Untuk saat ini, lahan yang belum berhasil dibebaskan berada di
kawasan Karawang. Kemudian, kawasan yang sudah dibebaskan yakni,
Halim-Karawang, lalu Karawang-Walini, dan Walini-Bandung.
"Itu sebagian besar sudah diakuisisi," tambah
Steve.
Dalam negosiasi tersebut, terang Steve, perusahaan
mengharapkan adanya jawaban dari pihak CDB akhir bulan ini. Sehingga, nantinya
juga dilakukan pembicaraan dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk
pengembangan selanjutnya.
"Untuk Walini, kami berterima kasih ke PT Perkebunan
Nusantara VIII (PTPN VIII). Lalu untuk yang Halim, kami sudah tandatangan kerja
sama antara KCIC dan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) penggunaan lahan
mereka sebesar 15 hektare (ha)," papar Steve.
Sebelumnya, Steve Kosasih menyebut, pihaknya bersama KCIC
sempat melakukan kunjungan ke Beijing pada akhir tahun lalu untuk berdiskusi
dengan pihak CDB dalam proses pencairan dana pembiayaan proyek kereta api cepat
tersebut.
Menurutnya, CDB memang memberikan pengecualian kepada
Indonesia karena China juga menggenggam saham yang tak sedikit dalam proyek
tersebut. Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini memang
bekerja sama dengan pemerintah China.
Total kepemilikan saham konsorsium China sendiri sebesar 40
persen, sedangkan total saham yang dimiliki oleh Indonesia melalui konsorsium
Wijaya Karya dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), PTPN VIII, dan PT Jasa Marga
Tbk dengan total saham 60 persen.
Konsorsium beberapa perusahaan Indonesia ini masuk dalam
KCIC. Nantinya, KCIC akan mendapatkan fasilitas pinjaman lunak jangka panjang
karena proyeknya tidak dibiayai oleh pemerintah atau masuk dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (Red)
Sumber:
CNN Indonesia
0 Komentar