![]() |
Hary Tanoe pemilik stasiun TV di bawah MNC Group: yaitu RCTI,
Global TV, MNC TV,
dan INEWS TV.
|
Radar Bharindo - Komisi Penyiaran Indonesia
mengajak masyarakat mengawal iklan partai politik Perindo di empat stasiun TV
milik Hary Tanoesoedibjo, yang diminta untuk dilarang karena melakukan
kampanye di luar tempat dan masanya.
KPI mencatat iklan yang disebutkan 'secara masif' ditayangkan
dalam dua tahun terakhir tersebut melanggar pasal kepentingan publik karena
digunakan untuk kampanye partai.
"Kami beri sanksi terhadap empat TV, terikait iklan
Perindo, partai politik. Kami nilai melanggar kepentingan publik karena banyak
pengaduan publik dan sudah sekian lama terjadi. Kenapa kami kenakan pasal
kepentingan kelompok karena kita melihat ini digunakan secara terus menerus,
secara masif iklan parpol ini," kata Hardly Stefano, komisioner KPI Pusat
kepada BBC Indonesia.
"Sementara dalam konteks parpol ada waktu di mana mereka
dapat kesempatan untuk kampanye... dan yang dilakukan ini di luar masa kampanye
dan di luar waktu yang ditentukan lembaga pemilihan umum."
"Tiap hari dalam catatan kami durasi (iklan) berkisar
lima sampai 10 kali tayang... Kami menanyakan tujuan iklan partai politik ini.
Tujuan iklan adalah ingin mempengaruhi pemirsa atau khalayak, apa yang ingin
dicapai?"
"Menurut KPI itu untuk memilih atau bersimpati pada
parpol itu. Dalam konteks itu, frekuensi publik telah dipakai untuk kepentingan
kelompok karena iklan dimasukkan untuk menarik simpati atau pada ujungnya
membentuk persespsi sehingga publik memilih," tambah Hardly.
MNC Group melalui corporate secretary, Ray Wijaya, mengatakan
tengah membahas teguran ini dan belum memutuskan apa-apa.
Iklan Perindo 'melebihi lagu kebangsaan'
Ray Wijaya juga mengatakan pihaknya 'mempertanyakan dasar
edaran karena kami hanya memperlakukan iklan seperti iklan umumnya yang datang
ke MNC'.
KPI Pusat pada bulan lalu juga mengeluarkan edaran kepada
semua lembaga penyiaran untuk 'tidak melakukan iklan politik dalam berbagai
bentuk'.
Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano, mengatakan sejak 2016
sampai saat ini terdapat 260 pengaduan masyarakat terkait iklan Perindo dan
meminta masyarakat memperhatikan apakah empat TV ini masih menayangkan iklan
parpol.
"Terkait harapan ini, agar publik sama sama mengawal,
ketika melihat empat sasiun masih tayangkan iklan parpol untuk kemudian
menyampaikan laporan ke KPI," kata Hardly.
Hary Tanoe mendeklarasikan partai politik baru, Partai
Persatuan Indonesia, Perindo, pada Februari 2015. Sebelumnya ia sempat
bergabung dengan Nasdem dan kemudian Hanura.
Perindo termasuk koalisi parpol, selain Gerindra pimpinan
Prabowo Subianto, yang mendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada
DKI Jakarta lalu, pasangan yang telah ditetapkan sebagai pemenang.
Sejumlah pengguna media sosial banyak yang memperhatikan
iklan Perindo -yang dipimpin Hary Tanoe- di stasiun TV di bawah MNC.
"Ud (sudah) melebihi lagu kebangsaan... Anak2 kecil yg
serg madep d dpan tipi, sy jamin(Anak-anak kecil yang sering menghadap di depan
TV, saya jamin) lebih apal dan paham mars perindo, daripada lagu kebangsaan
nasional," tulis Yuke Gunawan, pengguna Facebook.
Pengguna lain, Wahyudi Ch, menulis, "Mars perindo
diulang2 brkaliiii dlm sehari lbh bnyk drpd (berkali dalam sehari lebih banyak
daripada) Indonesia Raya," dan Assegaf Abdul mengatakan, "Ya itu
memang tipiny (TVnya) perindo pak, sampe kmarin ada anak sd t4ku (tempatku)
suruh nyanyi lagu kebangsaan lagunya partai perindo."
Menjawab pertanyaan BBC Maret lalu, apakah Trump
menginspirasinya menjadi calon presiden Indonesia dengan membangun partai
sendiri, Hary mengatakan, "Donald Trump, saya kira dia menginspirasi semua
orang. Dengan pengalaman yang minim di politik, dan pengalaman yang bahkan
hampir tidak pernah di birokrasi, dia dapat menjadi presiden AS."
"Tapi tentang ingin menjadi calon presiden, saya tidak
pernah berkata seperti itu. Pertama, saya hanya ingin membangun sebuah partai
politik yang dapat membantu Indonesia menjadi negara maju. Saya prihatin dengan
situasi negara saya," jelasnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
BBC.
"Karenanya saya membangun partai saya dengan uang saya
sendiri. Saya tidak pernah meminta donasi, semuanya menggunakan uang saya
sendiri, dalam jumlah yang sangat yang besar, tidak masalah. Inilah pengabdian
saya ke negara," tambah pengusaha ini. (Red)
Sumber : BBC
0 Komentar