![]() |
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) |
![]() |
Usman Hamid |
Menanggapi pernyataan Jokowi, aktivis Hak Asasi Manusia
(HAM), Usman Hamid mengaku memahami kegelisahan Jokowi. Namun, dia menyayangkan
pernyataan Jokowi tersebut.
"Saya kira lebih baik presiden gunakan istilah yang ada
dalam nomenlaktur kelembagaan presiden termasuk kerangka konstitusi kerangka
perundang-undangan ketimbang menggunakan istilah politis yang bisa menafsirkan
berbagai pihak salah satu tafsir kan mengingatkan pada zaman Presiden Soeharto
bahwa kalau presiden sudah menggunakan kata gebuk berarti itu seperti
membolehkan aparat tingkat bawah untuk menggunakan kekerasan," katanya
dalam acara Harkitnas di Markas Slank, Gang Potlot, Jakarta Selatan, Sabtu
(20/5).
Dia meminta Jokowi menjelaskan apa maksud ucapannya saat di
Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, tersebut. "Presiden perlu juga
menjelaskan apa yang disebut sebagai gebuk itu. Sehingga tidak ditafsirkan
sebagai semacam pernyataan presiden untuk membolehkan aparat menggunakan
kekerasan saya kira tidak boleh ditafsirkan seperti itu dan perlu presiden
penjelasan untuk membenarkan penggunaan kekerasan karena efeknya luar
biasa," tandasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa
Pancasila merupakan satu-satunya ideologi bagi bangsa Indonesia. Dia bahkan
akan menindak munculnya pelbagai gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) maupun
ormas anti Pancasila.
"Ya kita gebuk, kita tendang, sudah jelas itu. Jangan
ditanyakan lagi, jangan ditanyakan lagi, payung hukumnya jelas, TAP MPRS,"
tegas Jokowi di Aula Kartika, Tanjung Datuk, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau,
Jumat (19/5). Hal ini ditegaskan saat berbicara di hadapan sekitar 1.500
prajurit TNI. (Red)
Sumber : Merdeka
0 Komentar