![]() |
Naufal Raziq berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong pagar |
![]() |
Naufal Raziq penemu energi listrik dari pohon kedondong pagar |
Radar Bharindo - Energi baru dan terbarukan di
Indonesia belum banyak ditemukan. Namun, sebuah penemuan membanggakan lahir
dari seorang bocah asal Aceh. Naufal Raziq berhasil menemukan energi listrik
dari pohon kedondong pagar. Bagaimana kisahnya?
NADA bicaranya teratur, penjelasannya runtut. Usianya baru 15
tahun, tapi layaknya sudah dewasa. Namanya Naufal Raziq. Walau hanya bocah
Kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri, tapi dia adalah penemu energi listrik dari
pohon kedondong (Spondias Dulcis Forst).
Rabu (10/5) lalu, INDOPOS (Jawa Pos Group) menemui Naufal dan
ayahnya di kawasan Tebet Jakarta Selatan. Saat berbincang, siswa kelas III MTS
Negeri Langsa Lama, Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) itu cukup
cekatan menjelaskan penemuan energi listrik dari dalam batang pohon kedondong
pagar.
Naufal juga memperlihatkan tiga pohon yang sudah dipermak
menjadi sumber listrik. Energi listrik dari pohon kedondong itu biasa menjadi
pagar halaman rumah warga di Langsa. Untuk menghasilkan energi listrik, pohon
itu dipasangi rangkaian yang terdiri pipa tembaga, batangan besi, kapasitor,
dan dioda.
Temuan Naufal menghasilkan daya sebesar 0,5–1 Volt per
elektroda dari dipasang pada rangkaian pohon kedondong. Menurut Naufal, arus
listrik yang dihasilkan sangat bergantung kepada kadar keasaman pohon. Ini
melalui beberapa evaluasi dan perbaikan, pohon listrik itu telah menerangi
puluhan rumah di Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Langsa, Aceh, untuk
pencahayaan lampu pada malam hari.
”Saya senang sekali dan bangga penemuan ini bisa bermanfaat
bagi lingkungan sekitar,” ujar Naufal yang mengaku mengidolakan mantan Presiden
RI B.J. Habibie dan penemu lampu pijar, Thomas Alva Edison, ini.
Butuh waktu lama untuk menemukan energi listrik dari pohon
kedondong. Itu berawal saat dia mempelajari ilmu pengetahuan alam dan membaca
bahwa buah yang mengandung asam bisa menghantarkan listrik.
Mula-mula Naufal menguji pada buah kentang. Setelah itu dia
berpikir jika buahnya mengandung asam berarti pohonnya juga mengandung asam.
"Akhirnya saya mulai melakukan eksperimen,” ujar bocah kelahiran Langsa,
20 Maret 2002.
Dari pohon kentang, lalu Naufal melakukan eksperimen pada
pohon mangga dan ternyata tidak layak. Setelah itu, dia mencoba jenis pohon
lainnya. ”Akhirnya saya menemukan kedondong pagar yang kadar asam atau getahnya
mampu menghantarkan listrik,” ujarnya bercita-cita ingin menjadi ilmuwan dan
masuk ITB (Institut Teknologi Bandung) itu.
Puaskah Naufal? Tidak. Karena itu kini Naufal tengah mencari
cara agar ada akselerasi daya pemulihan (recovery) energi listrik dari pohon
kedondong itu secara optimal. Sebab, dari percobaan sebelumnya, kemampuan
pemulihan dari pohon kedondong membutuhkan waktu lama dan belum stabil.
Saat ini, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan
Supriaman dan Ny Deski ini mengaku sedang melakukan uji coba dengan proses
penyimpanan energi dari pohon kedondong ke charger baterai dan dari sana ke
lampu atau mirip proses solar cell.
”Saya berharap nyala lampu bisa stabil karena pada proses
sebelumnya dengan langsung dari pohon ke lampu, energinya tidak stabil dan lama
kelamaan drop serta recovery secara alaminya lambat sekali,” jelasnya.
Penemuan Naufal ini memang tidak datang begitu saja. Bahkan
tidak hanya dari sekolah. Dukungan sang ayah sangat membantu dalam percobaannya
tersebut. ”Kebetulan ayah bekerja di bidang elektronika. Jadi sedikit banyak
saya tahu alat-alat elektronik,” ujarnya.
Ayah Naufal, Supriaman mengatakan, saat ini sejumlah pihak
menjajaki kerja sama dalam pengembangan energi pohon listrik temuan anaknya.
Namun, semua dikembalikan kepada PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina
(Persero).
”Kalau mau kerja sama dengan Naufal, silakan berbicara dengan
Pertamina EP karena aktivitas Naufal terkait pohon listrik ini juga berkat
bantuan dari Pertamina EP Aset I Field Rantau,” ujarnya.
Pertamina EP memang telah mendukung penemuan Naufal, termasuk
komitmen menyekolahkan dia hingga perguruan tinggi. ”Pertamina EP juga telah
membantu pengurusan hak paten pembangkit listrik menggunakan pohon kedondong
dari Kementerian Hukum dan HAM,” ujar Supriaman.
Manajer Humas Pertamina EP, Muhammad Baron mengatakan,
Pertamina EP Aset I Field Rantau membantu pengembangan energi listrik dari
pohon kedondong menuju skala yang lebih besar, terutama untuk menerangi
kampungnya yang memang belum tersentuh jaringan listrik. Apalagi, Naufal memang
berasal dari Tampur Paloh, dusun yang jauh di pedalaman pelosok Aceh.
Menurut Baron, penemuan Naufal merupakan kisah sukses sinergi
antara Pertamina dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang memberikan
solusi bagi permasalahan yang ada. Ini perlu dicontoh oleh daerah-daerah lain
di Indonesia.
”Naufal ini discovery untuk bangsa. Kami akan mendukung
apabila muncul Naufal-Naufal lain dari wilayah kerja Pertamina EP lainnya demi
kemandirian energi nasional,” katanya. (JPc,Red)
Sumber : Jawa Pos Group
0 Komentar