![]() |
Sebanyak
43.000 warga negara Indonesia yang bekerja di Qatar disarankan tidak menimbun
barang-barang kebutuhan atau membeli tiket pulang setelah Qatar dikucilkan oleh
tujuh negara.
|
Negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan
Qatar adalah Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Libia, Yaman, dan
Maladewa dengan alasan Qatar mendukung kelompok-kelompok teroris seperti
Al-Qaeda dan kelompok yang menyebut diri Negara Islam (ISIS).
Namun Qatar menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan meminta
agar persoalan ini diatasi melalui dialog.
![]() |
Lalu lintas dilaporkan normal di jalan-jalan ibu kota Qatar,
Doha, pada Selasa (06/06). (Photo Reuters)
|
Di antara konsekuensi pembekuan hubungan adalah penutupan wilayah udara negara-negara yang memutuskan hubungan bagi maskapai penerbangan Qatar Airways dan penutupan jalur darat antara Arab Saudi dan Qatar yang menjadi rute penting bagi pasokan makanan ke negara kecil di kawasan Teluk tersebut.
Kendati demikian, menurut Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI di
Doha, Anwar Luqman Hakim, pihaknya telah mendapat jaminan dari pemerintah
setempat bahwa segala langkah sedang dipersiapkan sehingga tidak perlu terjadi
kepanikan.
"Intinya agar masyarakat tetap tenang, tetap waspada
memang perlu untuk melihat perkembangannya tetapi tidak perlu untuk melakukan
hal-hal yang berlebihan seperti menimbun barang-barang kebutuhan. Itu tidak
perlu," jelas Anwar Luqman Hakim dalam wawancara dengan wartawan BBC
Indonesia, Rohmatin Bonasir, pada Selasa (06/06).
Sudah
beli tiket
Setelah tujuh negara mengumumkan pemutusan diplomatik, pada
Senin (05/06), sebagian warga menyerbu sejumlah supermarket untuk membeli
persediaan kebutuhan.
"Tetapi untuk hari ini situasi sudah normal kembali.
Aktivitas di supermarket juga sudah tidak seperti kemarin.
"Stok barang juga dipastikan ada. Hari ini (06/06) Pak
dubes juga sudah bertemu dengan sekjen Kemlu Qatar dan diyakinkan kembali bahwa
pemerintah Qatar sudah mempersiapkan segala sesuatu terkait logistik dari
jauh-jauh hari," jelas Anwar Luqman Hakim.
![]() |
Anwar Luqman Hakim mengatakan otoritas Qatar meminta tetap
masyarakat menjalankan kehidupan normal. (Photo Anwar Luqman Hak)
|
KBRI, tambahnya, juga tidak menyarankan warga Indonesia di Qatar untuk membeli tiket pulang.
"Itu juga tidak disarankan. Jadi tetap saja kehidupan
berlangsung seperti biasa, normal, karena pernyataan resmi dari pemerintah
Qatar juga mengatakan hal yang sama bahwa mereka sudah melakukan hal-hal yang
diperlukan untuk memastikan keadaan ini tidak mempengaruhi masyarakat baik
secara sosial maupun ekonomi."
Namun demikian, sebagian warga negara Indonesia tetap saja
membeli tiket sebagai langkah jaga-jaga, seperti yang dilakukan oleh Wirawan,
yang bekerja di industri perminyakan di Doha.
"Terus terang saya sudah langsung membeli tiket juga
kemarin untuk berjaga-jaga," ungkap Wirawan.
Ditambahkannya ia, seperti kebanyakan warga biasa di Qatar,
belum tahu kondisi sebenarnya yang mungkin terjadi sebagai akibat pengucilan
negara itu.
"Jadi kalau secara pribadi saya merasa tidak aman, ya
saya akan pulang ke Indonesia. Biar keluarga juga merasa tenang bahwa aku sudah
ada tiket di tangan jadi kalau ada apa-apa langsung pulang," tutur Wirawan
dalam wawancara melalui sambungan telepon.
Ia membeli tiket maskapai penerbangan Qatar Airways yang oleh
beberapa negara yang membekukan hubungan itu dilarang terbang ke wilayah mereka.
![]() |
Sebagian tenaga kerja dari Indonesia bekerja di industri
perminyakan di Qatar. (Photo Karim Jaafar/AFP)
|
Sejauh ini, lanjutnya, tidak ada perubahan mencolok dalam kehidupan sehari-hari.
"Hanya orang mikirnya suplai makanan akan terganggu
sehingga kemudian mereka secara manusiawi pergi ke supermarket untuk
berjaga-jaga makanan untuk beberapa hari."
Respons tersebut diaggapnya normal sebab masyarakat tidak
tahu perkembangan yang akan terjadi.
Wirawan adalah salah seorang dari 43.000 warga negara
Indonesia yang bekerja atau tinggal di Qatar.
Menurut Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI di Doha, Anwar Luqman
Hakim, dari jumlah itu, sekitar 25.000 adalah tenaga kerja di sektor rumah
tangga dan sisanya adalah warga negara Indonesia yang bekerja di
perusahaan-perusahaan Qatar atau multinasional. (BBC,Red)
Sumber : BBC
0 Komentar