![]() |
Pengamat Timur Tengah menuturkan keputusan Israel untuk
menolak gencatan senjata Suriah sama dengan deklarasi dukungan terhadap
kelompok teroris. Foto/Istimewa
|
Radar Bharindo, ~ Boris Dolgov, pengamat dari Pusat Studi Arab
untuk Studi Arab dan Islam Timur Tengah, menuturkan, keputusan Israel untuk
menolak gencatan senjata Suriah sama dengan deklarasi dukungan terhadap
kelompok teroris. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memang
telah menegaskan menolak gencatan senjata baru di Suriah, yang baru disepakati
Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Dolgov mengungkapkan pandangan bahwa reaksi Israel terhadap
kesepakatan Rusia-AS sejatinya tidak mengejutkan. Ini dikarenakan Tel Aviv
mendukung kelompok militan, yang dianggap Rusia dan AS anggap sebagai teroris.
"Israel lebih dan lebih 'terlibat' dalam konflik Suriah.
Keterlibatan ini terdiri dari dukungan Israel untuk kelompok bersenjata yang
berperang melawan pemerintah Bashar al-Assad di Dataran Tinggi Golan,"
kata Dolgov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (17/7).
"Israel secara resmi mengakui, militan dari kelompok ini
menerima perawatan medis di rumah sakit Israel. Mereka menjelaskan hal ini
melalui fakta militan ini berperang
melawan Hizbullah, yang dianggap Israel sebagai kelompok teroris,"
sambungnya.
Hizbullah, kata Dolgov, telah aktif dalam melawan
kelompok-kelompok teroris, termasuk al-Nusra di Suriah selatan. Dia menyebut,
salah satu alasan Israel menolak gencatan senjata itu, karena Tel Aviv tidak
lagi bisa menyerang Hizbullah atau kelompok lain yang di dukung Iran di Suriah.
"Israel, tampaknya tidak setuju dengan fakta sebagai
hasil kesepakatan gencatan senjata, tindakan militan terhadap Hizbullah akan
dihentikan. Ini menunjukkan bahwa Israel, sayangnya telah memihak
kelompok-kelompok ini," ungkapnya.
"Itu berarti Israel, yang secara aktif ikut campur dalam
konflik Suriah, telah mengambil bagian dari kelompok-kelompok yang AS dan Rusia
anggap sebagai organisasi teroris," tukasnya. (Red)
Sumber : Sindo
0 Komentar