![]() |
“Kejadian
pemukulan salah seorang security oleh Yogi ini juga merupakan kejadian luar
biasa. Ini mau jadi Dirut apa tukang pukul. Atas dasar itu Bupati tidak
selayaknya masih mempertahankan Yogi sebagai Dirut. Ini akan menjadi presenden
buruk bagi PDAM ke depan,”
Radar Bharindo,Karawang ~ Ketua LSM - Lodaya Karawang,
Nace Permana SE mengatakan, baginya tidak ada alasan bagi Bupati Karawang, dr.
Hj. Cellica Nurrachadiana untuk tetap mempertahankan jabatan Yogi Patriana
Alsyah sebagai Direktur Utama PDAM Tirta Tarum Karawang.
Demikian diungkapkan Nace, saat dimintai pendapatnya terkait
kinerja Dirut PDAM Yogie, Rabu (11/10). Bagi Nace, setidaknya ada dua alasan
kuat mengapa kepemimpinan Yogi harus segera diganti.
Pertama dari sisi prestasi, Nace berpendapat jika pelayanan
PDAM dibawah kepemimpinan Yogi, sampai saat ini masih buruk. Yaitu dimana
masyarakat (konsumen PDAM) masih dirugikan dengan buruknya kualitas air. Kedua,
dari segi etitude kepemimpinan seorang Yogi yang berani memukul bawahannya
(security).
“Kejadian
pemukulan salah seorang security oleh Yogi ini juga merupakan kejadian luar
biasa. Ini mau jadi Dirut apa tukang pukul. Atas dasar itu bupati tidak selayaknya
masih mempertahankan Yogi sebagai Dirut. Ini akan menjadi presenden buruk bagi
PDAM ke depan,” tutur Nace Permana, kepada Radar Bharindo.
Dikatakan Nace, selama ini PDAM dianggap terus mengalami kerugian
karena kepemimpinan Yogi yang tidak mampu mengelola PDAM.
“Kalau
dulu debat kusir saya dengan salah satu partai yang menilai Yogi itu
berprestasi dengan bertambahnya sambungan baru, menurut saya itu bukan
prestasi. Karena penambahan sambungan tersebut adalah dampak dari semakin
bertambahnya perumahan di Karawang yang membutuhkan saluran PDAM. Ini bukan
murni kinerja Yogie,” paparnya.
Dengan perpanjangan Plt Yogie sampai tiga kali, sambung Nace,
ini tentu sudah menjadi pertanyaan besar. Padahal pihaknya mengkwatirkan nama
baik bupati menjadi jelek karena perlakukan salah satu pimpinan PDAM. “Kalau
bupati merasa tidak ada apa-apa dengan Direktur, dalam hal ini bupati harus
mengambil sikap tegas dong,” kata Nace.
Dalam persoalan hukum, kata Nace, pihaknya juga pernah
melaporkan dugaan korupsi PDAM ke Kejaksaan Negeri Karawang. Sebagai pelapor,
Nace mengaku pernah diperiksa langsung oleh penyidik kejaksaan. “Tinggal
bagaimana tindakan tegas dari pemda, Dewas (Dewan Pengawas) dan pihak
kejaksaan,” katanya.
“Fungsi Dewas PDAM apa saja sih. Kalau fungsi Dewas dianggap
tidak berfungsi, ngapain juga PDAM ada Dewas. Dewas kan kepanjangan tangan dari
Owner untuk mengawasi kinerja pengelolaan PDAM. Meskipun Dewas tidak terlibat
dalam ranah kriminal, tapi dari sisi kinerja Dewas pasti punya penilaian
tersendiri,” timpal Nace.
Selain itu, Nace juga mengaku pesimis dengan rencana
swastanisai PDAM Tirta Tarum. Karena dulu sekitar tahun 2.000-an sewaktu
swastanisasi PDAM Cikampek, justru malah banyak keluhan dari masyarakat karena
alasan kualitas air kurang bagus dan debit air rendah.
“Sekarang PDAM mau diswastakan, jangan-jangan hasilnya akan
sama. Jangan sampai berubahnya PDAM menjadi swasta jadi bentuk modus
baru paleuleuwih. Transaksi yang diswastakan untuk mencari pemenang. Kalau
mau tender murni, diutamakan orang Karawang yang mampu membeli PDAM,” tegasnya.
Bahkan ditambahkan Nace, pihaknya pernah memberikan agar
mengadakan koint untuk membeli PDAM. Yaitu dimana 2 juta lebih masyarakat
Karawang melakukan “patungan” untuk membeli PDAM. “50 persen plus satu saham
milik pemda, sisanya saham rakyat Karawang dikelola secara profesional. Jadi
bukan hanya berbicara masalah oriented, tetapi kualitas pelayanan. Kan lucu
juga, ada perusahaan air minum, tapi ketika airnya dipakai mandi malah butek
(kotor, red),” sindir Nace.
Disinggung mengenai isu politisasi PDAM, Nace sendiri mengaku
tidak mau berkomentar banyak kepada Radar Bharindo. Yang pasti sampai saat ini
Nace masih mempertanyakan alasan Bupati Cellica yang tetap mempertahankan
kepemimpinan Yogie sebagai Dirut PDAM Tirta Tarum.
“Ada hubungan atau tidak, tanyakan ke Bupati sendiri.
Alasanya apa masih tetap mempertahankan Yogie. Apa tidak ada orang lain yang
bisa jadi Plt. Jawaban tanda tanya ini ada di Bupati sendiri. Alasannya apa Plt
sampai 3 kali. Bahkan sewaktu Dewas jaman H. Ade Swara (mantan bupati, red)
sudah mengeluarkan surat rekomendasi untuk tidak memperpanjang jabatan Yogie.
Ini ada apa, apa ada gajah di balik batu,” tanya Nace.
0 Komentar