![]() |
Presiden Xi Jinping (Foto:
REUTERS/Damir Sagolj)
|
Radar Bharindo, ~ Sejak Xi Jinping menjabat presiden, pemerintah
China tidak main-main menangani kasus korupsi. Ratusan pejabat Partai Komunis
yang korup ditangkapi, diadili, dan dipenjara. Tidak peduli seberapa penting
dan tinggi jabatan mereka di pemerintahan.
Para koruptor di China akan sulit untuk kabur, berkelit,
apalagi pura-pura sakit. Pasalnya China punya cara ampuh namun sedikit sadis,
agar para koruptor mengakui kejahatannya, atau paling tidak menyebutkan nama
para "pejabat nakal" di pemerintahan.
Cara itu dikenal dengan nama "Shuanggui", sebuah
metode penyelidikan dan interogasi yang ditakuti para pejabat. Metode ini
memadukan investigasi yang ketat dengan siksaan fisik dan mental. Siksaan yang
terus berlangsung hingga terduga koruptor mengaku...atau mati.
Menurut laporan Human Rights Watch (HRW) akhir tahun lalu,
Shuanggui yang artinya "peraturan ganda" dilakukan oleh badan Partai
Komunis China yang sangat tertutup, bernama Komisi Pusat untuk Inspeksi dan
Pendisiplinan (CCDI).
CCDI bekerja di luar sistem penyelidikan resmi. Artinya,
Shuanggui adalah interogasi yang tidak melibatkan kepolisian dan pengadilan,
murni dilakukan petugas internal partai. Siapa pun dari 88 juta anggota Partai
Komunis bisa di-Shuanggui-kan, termasuk Xi Jinping sekalipun.
Disekap
di Tempat Rahasia
Shuanggui dilakukan setelah CCDI mendapatkan informasi soal
pejabat yang korup dari informan. Mereka lalu ditangkap tanpa pemberitahuan
sehingga tidak sempat melarikan diri, lalu disekap di sebuah lokasi rahasia di
Beijing, bahkan sebelum kasusnya masuk ke pengadilan.
Menurut Richard Mcgregor dalam bukunya, “The Party: The
Secret World of China's Communist Rulers”, mereka ditahan di lantai satu
gedung. Kenapa lantai satu? Sebab para periode tahun 90-an, banyak pejabat yang
di-shuanggui bunuh diri. Melompat dari jendela, lalu tewas.
Penangkapan mereka sama sekali dirahasiakan dari keluarga.
Diputus dengan dunia luar. Lamanya penahanan tidak jelas, bisa berbulan-bulan.
Kepada HRW, mantan pejabat yang pernah di-shuanggui mengaku
dipukuli, dilarang tidur, dipaksa untuk berdiri atau berada dalam posisi yang
menyakitkan selama berjam-jam atau berhari-hari. Setelah 3 atau 5 hari, pejabat
itu hancur fisik dan mentalnya, lalu menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan
penyidik.
Menurut HRW, dari tahun 2010 sudah 11 pejabat yang meninggal
dunia akibat metode interogasi ini. Salah satunya yang populer adalah Yu Qiyi
pada 2013 lalu.
Mantan kepala teknisi Wenzhou Industry Investment Group,
sebuah perusahaan milik negara, ini tewas setelah menjalani shanggui untuk
kasus korupsi penjualan lahan. Otopsi menunjukkan, Yu dibenamkan berkali-kali
ke dalam air es. Yu disebut meninggal karena terlalu banyak menghisap cairan.
Paru-parunya tidak lagi berfungsi.
Selama 38 hari penyekapan, Yu disiksa dengan brutal, terlihat
dari memar dan luka terbuka. Enam orang penyidik dihukum penjara, setelah kasus
ini ramai diberitakan.
Melanggar
HAM dan Cacat Hukum
HRW mengecam shuanggui karena dinilai melanggar hak asasi
manusia dan berpotensi cacat hukum. Pengadilan kasus korupsi nantinya hanya
akan mengandalkan pengakuan yang diperoleh dari siksaan, dan hanya sedikit
melihat bukti lainnya.
"Sistem shuanggui tidak hanya memfasilitasi pelanggaran
hak asasi manusia serius, tapi sistem ini memang mengandalkan itu (pelanggaran
HAM)," ujar pernyataan dalam laporan khusus HRW soal shuanggui.
Namun apa pun caranya akan dilakukan oleh Xi Jinping asal korupsi
musnah, sesuai dengan pidatonya: "memberantas korupsi dari lalat hingga
macan."
Sejak Xi memimpin China pada 2012, CCDI telah memecat 250
pejabat tinggi Partai Komunis dan militer. Lebih dari dua juta pejabat tingkat
rendah, atau "lalat", juga telah diinterogasi terkait dugaan korupsi.
Di antara "macan" atau pejabat tinggi yang
ditangkap karena korupsi adalah Bo Xilai, mantan Politbiro atau komisi tinggi
Partai Komunis. Dia ditahan di tahun Xi dilantik dan divonis penjara seumur
hidup karena menerima suap senilai 20 juta yuan.
Macan lainnya adalah Zhou Yongkang, juga mantan Politbiro.
Tahun 2014, Zhou didakwa atas penyuapan, perzinahan, dan pembocoran rahasia
negara. Tahun 2015, dia divonis penjara seumur hidup.
(Kum,Red)
Baca Juga :
Sumber : Kumparan.com
0 Komentar