![]() |
Militer Zimbabwe
kepung ibu kota Harare. ©REUTERS/Philimon Bulawayo
|
Radar Bharindo, ~ Situasi di Ibu Kota Harare, Zimbabwe sedang
tidak aman. Persaingan antara kalangan elit tentara dan Presiden Robert Mugabe
semakin meruncing. Dalam situasi seperti ini, WNI yang berada di Harare turut
menjadi fokus pemerintah Indonesia.
Baca :
➢Zimbabwe, Tentara Ambil Alih Markas dan Lucuti Persenjataan Polisi
➢Zimbabwe ; Militer Tahan Presiden dan Istri
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengaku prihatin terkait kondisi Zimbabwe saat ini. Indonesia, melalui Kemlu akan terus mengikuti dengan seksama antara kementerian luar negeri maupun Kedutaan Besar RI di Harare terkait perkembangan di Zimbabwe.
➢Zimbabwe, Tentara Ambil Alih Markas dan Lucuti Persenjataan Polisi
➢Zimbabwe ; Militer Tahan Presiden dan Istri
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengaku prihatin terkait kondisi Zimbabwe saat ini. Indonesia, melalui Kemlu akan terus mengikuti dengan seksama antara kementerian luar negeri maupun Kedutaan Besar RI di Harare terkait perkembangan di Zimbabwe.
"Kita
prihatin dengan situasi di sana. Dan kita mengharapkan agar permasalahan
politik dapat diselesaikan melalui dialog secara damai," kata Arrmanatha
di Kementerian Luar Negeri, Jumat (17/11).
Arrmanatha
menambahkan terkait dengan WNI di Zimbabwe, ada sekitar 41 WNI. KBRI Harare
mengabarkan mereka baik-baik saja. Dia juga menyarankan agar seluruh WNI terus
menghubungi KBRI di Harare, apabila membutuhkan bantuan, KBRI siap membantu.
"Situasi yang kami terima dari KBRI
Harare, situasinya masih tenang. Kita harapkan bahwa krisis politik ini dapat
segera terselesaikan." kata Arrmanatha.
Ketegangan menjelang ajang pemilihan presiden Zimbabwe
semakin meningkat. Panglima angkatan darat Zimbabwe mengancam bakal melakukan
kudeta jika presiden petahana, Robert Mugabe, terus menyingkirkan lawan
politiknya.
Ancaman itu dilontarkan oleh Panglima Angkatan Darat Zimbabwe,
Jenderal Constantino Chiwenga pekan ini. Dalam jumpa pers ditemani oleh 90
perwira, Chiwenga tidak terima dengan hasrat Mugabe menyingkirkan lawan
politiknya, termasuk Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, demi memberikan jalan
bagi istrinya, Grace, menggantikan kedudukannya. Padahal, Mnangagwa dahulunya
merupakan pejuang kemerdekaan bersama-sama dengan Mugabe. Keduanya juga anggota
partai penguasa, Zanu-PF.
"Pembersihan yang sedang berlangsung terhadap anggota
partai yang merupakan pejuang harus segera dihentikan," kata Chiwenga
dalam jumpa pers di markas Angkatan Darat Zimbabwe, seperti dilansir dari laman
BBC, Selasa (14/11). (Pan,Red)
Sumber : Merdeka.com
0 Komentar