![]() |
Sidang darurat Majelis umum PBB (21/12). Photo Istimewa |
Radar Bharindo, ~ Ancaman yang dilakukan oleh Presiden
Amerika Serikat Donald Trump ternyata tidak berpengaruh banyak terhadap hasil
akhir voting Resolusi Yerusalem di Majelis Umum PBB, Kamis (21/12). Resolusi
yang diajukan sejumlah negara Muslim itu resmi diadopsi setelah mendapat
dukungan dari 128 negara anggota PBB.
Baca :
Resolusi Yerusalem menegaskan bahwa segala upaya mengubah
status kota suci tiga agama itu tidak punya kekuatan hukum dan harus
dibatalkan. Tindakan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel masuk
dalam kategori itu.
Trump sempat memberi peringatan keras kepada semua anggota
PBB sebelum voting. Dia mengancam akan menyetop bantuan AS kepada negara yang
mendukung resolusi.
Ancaman ini membuat beberapa negara, yang biasanya mendukung
Palestina, kali ini memutuskan abstain atau menolak. Namun, tetap tidak cukup.
Hasil akhir voting: 120 mendukung, 9 menolak dan 35 abstain. Sebanyak 21 negara
tidak memberikan suara.
Guatemala, Honduras, Kepulauan
Marshall, Micronesia, Palau, Nauru dan Togo bersama AS dan Israel adalah
sembilan negara yang menolak resolusi.
Sedangkan Australia, Canada,
Mexico, Argentina, Colombia, Republik Ceko, Hongaria, Polandia, Filippina,
Rwanda, Uganda, Sudan Selatan dan beberapa lainnya memilih abstain.
Sementara sekutu-sekutu penting AS di Eropa dan Timur Tengah
semua mendukung. Padahal, negara seperti Mesir, Yordania dan Iraq adalah
penerima bantuan militer dan ekonomi dari AS. Jika Trump serius dengan
ancamannya, negara-negara itu terancam kehilangan pemasukan serius tahun depan.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut hasil
voting tersebut sebagai kemenangan bagi rakyat Palestina. Sedangkan PM Israel
Benjamin Netanyahu dengan cepat menolak hasil tersebut. (J.R,Red)
Sumber : JPPN/Reuters
0 Komentar