![]() |
REUTERS/HOSSEIN MERSADI/FARS NEWS AGENCY/WANA (WEST
ASIA NEWS AGENCY)
Warga menghadiri pemakaman
Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala pasukan elite Quds, di Ahvaz,
Iran, Minggu (5/1/2020).
|
Dalam sejarah Syiah, bendera merah adalah simbol pertumpahan darah yang
tidak adil dan menjadi panggilan untuk membalaskan dendam orang yang tewas.
Trump Ancam Hancurkan 52 Titik di Iran
Cuitan
Trump mengenai Iran kembali menuai kontroversi. Sabtu (4/1) lalu, melalui akun
@realDonaldTrump, ia mengancam akan membidik 52 titik, termasuk situs-situs
bersejarah di Iran jika Iran menyerang pasukan AS atau aset-aset Paman Sam
untuk membalas dendam atas kematian Soleimani.
Menurut Trump, ke-52 target
tersebut mencerminkan 52 warga negara AS yang ditawan oleh Iran sejak
bertahun-tahun lalu.
"Iran akan diserang dengan sangat cepat dan
keras. AS tidak menginginkan ada ancaman lagi," kata Trump melalui akun Twitternya.
Ia juga
menyebutkan bahwa AS membelanjakan dana US$ 2 triliun untuk peralatan militer
yang terbesar dan terbaik di dunia. Jika Iran menyerang seorang warga negara AS
atau basis militer AS, Trump tidak ragu untuk mengirim peralatan militer
terbaiknya untuk membalas tindakan Iran.
Seperti
dilansir Reuters, Partai Demokrat mengkritik tindakan Trump yang menyetujui
serangan udara tersebut sebagai tindakan yang ceroboh. Begitu pula dengan
rencananya untuk membidik 52 situs penting di Iran. Namun, para anggota Partai
Republik di Kongres AS pada dasarnya mendukung langkah Trump.
Trump juga
mengancam akan menerapkan sanksi ekonomi kepada Irak jika negara tersebut
berkukuh meminta pasukan AS dan sekutunya meninggalkan Irak. "Kami akan
mengenakan sanksi yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Sanksi itu akan
membuat sanksi untuk Iran terlihat remeh," ujar Trump. (HW/Red)
0 Komentar