![]() |
WNI korban sandera Abu Sayyaf berhasil diselamatkan militer Filipina. Dok: AP |
Radar Bharindo, Jakarta ~ Kabar baik
datang dari upaya pembebasan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi sandera
kelompok separatis Abu Sayyaf. Melalui kerja sama erat Pemerintah Indonesia dan
Filipina, dua WNI berhasil dibebaskan setelah 90 hari penyanderaan, Minggu
(20/12/2019).
Kendati
demikian, hingga saat ini seorang WNI lagi masih ditawan. Pemerintahan kedua
negara berupaya untuk terus membebaskannya. Informasi pembebasan ini telah
disampaikan secara resmi oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
”Sebelumnya,
berbagai langkah diplomasi telah dilakukan melalui pembicaraan tingkat tinggi
Presiden Joko Widodo dengan Presiden Duterte serta Menlu RI dengan Menhan
Filipina. Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi internal
Pemerintah RI yang dilakukan Kemenko Polhukam RI,” bunyi siaran pers Kemlu,
Minggu (22/12/2019) .
Kemlu
menyatakan, selanjutnya melalui kerja sama intensif antara badan intelejen
Indonesia dengan militer Filipina, operasi pembebasan berhasil menjejak posisi
penyandera dan terjadi kontak senjata pada Minggu pagi hari. Dalam operasi
tersebut, dua WNI atas nama SM dan ML berhasil dibebaskan. Sedang satu sandera
WNI a.n. MF masih terus diupayakan pembebasannya.
”SM dan ML
akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi
ke Indonesia,” kata Kemlu.
Pemerintah
RI menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik dengan Pemerintah Filipina
sekaligus mengucapkan duka cita atas gugurnya satu prajurit Filipina dalam
operasi pembebasan tersebut. Pemerintah RI berharap satu sandera WNI atas nama
MF dapat segera menyusul dibebaskan.
Pada Selasa
(17/12/2019) lalu, Menko Polhukam Mahfud MD menggelar rapat koordinasi terbatas
(rakortas) di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan,
Jakarta untuk membahas upaya pembebasan tiga WNI yang disandera kelompok Abu
Sayyaf.
Sebelum
menggelar rakortas, Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah sedang membahas
langkah strategis pembebasan tiga nelayan tersebut. Negara, kata Mahfud, sudah
memiliki tahapan untuk pembebasan tersebut.
"Apa
langkah itu? Tentu ini rahasia karena kalau dibuka itu bukan sebuah tindakan
untuk pembebasan. Itu saja ya," ujar Mahfud, Selasa (17/12/2019).
Rakortas
dihadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono serta Menteri
Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Terdapat pula nama Kepala Badan Intelijen
Negara Budi Gunawan, Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto,
serta perwakilan dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Kementerian Luar
Negeri, dan Polri. (ZT/Red)
Sumber : iNews.id
0 Komentar