![]() |
Ratusan nelayan Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, mendatangi kantor Bupati Karawang. |
Radar Bharindo, Karawang ~ Ratusan nelayan
Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, mendatangi
kantor Bupati Karawang untuk mempertanyakan dana kompensasi PT Pertamina atas
peristiwa kebocoran kilang minyak YYA 1 PHE ONWJ pada Juli 2019 lalu.
Nelayan
pesisir Pasirputih menuntut pihak PT
Pertamina (persero) membayarkan dana kompensasi sebesar Rp150.000 perhari,
selama 6 bulan sesuai data nelayan yang terdampak tumpahan limbah minyak ,
karena selama ini hanya dibayar 30 ribu perhari atau Rp1.800.000 per dua bulan,
yaitu Nopember dan Desember.
“Kami minta
dana kompensasi sebesar Rp.150 ribu perhari selama 6 bulan, dan segera
dibayarkan,” ungkapnya Koordinator aksi, Nasruhin, Senin (20/1).
Menurutnya,
selain tuntutan kompensasi, mereka juga meminta agar dana CSR Pertamina
diberikan langsung kepada para nelayan karena selama ini bantuan tersebut tidak
jelas pengunaannya dan hanya diterima oleh kelompok tertentu .
“Dana CSR
selama ini tidak jelas peruntukannya, nelayan tidak pernah menerima manfaatnya,”
katanya.
Masruhin
juga berharap, Pertamina segera mengganti sejumlah jaring rajungan nelayan
Pasir Putih yang rusak. Sebab, kata Masruin, hingga saat ini, jaring rusak para
nelayan belum diganti.
Menghadapi
tuntutan nelayan, Pemkab Karawang melalui Sekda Karawang, Acep Jamhuri ,berjanji akan mengambil langkah
untuk koordinasi dengan mengundang Pertamina. Nanti akan didata dan
diverifikasi lagi dan untuk meringankan beban nelayan kami akan menyalurkan
beras bencana kepada 500 keluarga nelayan yang membutuhkan.
“Kami
minta pihak desa mendata jumlah orangnya. Setelah itu baru kita salurkan. Sebab
cadangan beras kita di Bulog masih banyak,” pungkas Acep.(NB/Red)
0 Komentar