![]() |
Gedung Indosat. (Nett) |
Radar Bharindo, Jakarta ~ Pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang dilakukan PT Indosat Tbk terhadap ratusan
karyawannya, menurut pengamat merupakan kasus yang unik. Ditambah menurut
Ekonom Indef Bhima Yudisthira, ada struktur persaingan tidak sehat dalam sektor
telekomunikasi.
Pihak
perusahaan mengatakan, perampingan karyawan ini dilakukan sebagai bagian dari
upaya restrukturisasi perseroan. Lebih lanjut Bhima mengungkapkan, kasus
Indosat cukup unik karena pertama, pertumbuhan sektor telekomunikasi tercatat
9,41% year on year pada tahun 2019.
Sementara
pertumbuhan ekonomi hanya 5,02% dan industri 3,8%. "Itu artinya, masalah
indosat bukan saja terkait pelemahan ekonomi melainkan secara rinci ada
struktur persaingan di telekomunikasi yang tidak sehat," ujar Bhima saat
dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (16/2/2020).
Baca Juga:
Menurutnya
pergeseran dari bisnis pulsa telepon ke data membuat banyak pemain tidak siap
bersaing. Dimana hal itu diterangkan butuh investasi yang besar dan penguatan
jaringan.
Selain itu
tipikal konsumen di Indonesia menurut Bhima sangat unik, yakni ingin layanan
cepat tapi biaya data yang terjangkau."Bisa dibilang pasarnya
berdarah-darah," jelasnya.
Sambung dia
mengutarakan, PHK yang dilakukan Indosat otomatis bakal menambah jumlah
pengangguran di Indonesia. "Jelas kalau gelombang PHK ini merebak ke
sektor telekomunikasi akan memunculkan pengangguran. Pasalnya sektor
telekomunikasi berkaitan erat dengan bisnis jasa dan manufaktur,"
paparnya. (RA/Red)
0 Komentar